Tangis Melvi😭Wanita Jualan Online & Minyak Goreng Bangkrut, Terutang 1 M Sampai Mau Jual Ginjal
Menangis, wanita asal Depok, Jawa Barat bernama Melvi Monita bingung darimana harus membayar utang sekitar 1 milyar.
Melvi Monita adalah wanita berusia 24 tahun yang baru menjajal bisnis berjualan minyak goreng dan jualan online.
Gagal bisnis, Melvi Monita yang tinggal di kediaman orang tuanya yang berada di Jalan Waru, Sukmajaya, Kota Depok ini merasa bingung.
"Kenapa saya bisa terlilit hutang, ya karena kan saya baru mulai bisnis."
"Bisnis jualan minyak goreng sama jualan online gitu," kata Melvi pada wartawan, Jumat (21/1/2022).
"Karena saya baru pertama kali, saya gak bisa mengendalikannya.
Jadi saya mengalami kerugian yang cukup besar," timpalnya lagi.
Melvi mengatakan, awal mula dirinya terlilit hutang berawal ketika bisnis minyak goreng yang ditekuninya tersebut merugi.
Buntutnya, ia pun melakukan pinjaman ke banyak orang, untuk menutupi kerugiannya tersebut.
"Terus saya minjam uang kesana buat menutupi kerugian ini. Terus saya minjam lagi buat mengganti yang saya pinjam. Jadi gali lobang tutup lobang," bebernya.
Tanpa ia sadari, utang yang ia lakukan ini semakin menumpuk.
Bahkan, nilainya hingga nyaris mencapai Rp 1 miliar.
"Cukup lumayan besar ya. Kalau disebutin pasti kaget ya, sekitar hampir Rp 1 miliar," kata Monita.
Waktu pun terus berjalan hingga akhirnya Melvi harus berurusan dengan para penagih hutang.
"Dari sekitar tiga bulan yang lalu. Orangnya si kemarin-kemarin masih santai, cuma makin kesini mendesak supaya saya bisa menyelesaikan hutangnya. Jadi yang bikin bengkak bunganya itu," katanya.
"Misalnya minjam Rp 10 juta, dibalikinnya harus Rp 15 juta. Terus bisa sampai Rp 20 juta," timpalnya.
Belakangan ini, Monita mengaku para penagih utang tersebut semakin sering mendatangi kediamannya untuk menagih.
"Kadang kalau saya enggak ada dia nunggguin sampai pagi," ucapnya.
"Saya bilang saya belum ada, saya lagi berusaha jual ginjal."
"Sampai saya bilang kalau memang ada yang mau langsung hubungin saya juga," tuturnya.
Lebih lanjut, Monita mengaku suaminya yang berprofesi sebagai karyawan biasa, penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Sekarang saya pas-pasan untuk mencukupi anak-anak saya. Apalagi saya kan lagi butuh biaya juga buat lahiran. Usia kandungan saya tujuh jalan delapan bulan," bilang Monita.
"Suami ada, karyawan biasa. Tapi kan gajinya kecil, cukup buat bayar kontrakan, cicilan motor, susu anak, sama pampers anak," sambungnya lagi.
Terakhir, kembali menyoal dirinya yang nekat menjual ginjal, hal tersebut telah dipikirkannya matang-matang.
"Iya kan saya pelajari juga, tanya-tanya dampaknya seperti apa ke depannya. Saya sudah nerima sih maksudnya sudah siap lah kedepannya seperti apa kalau ginjal saya sampai kejual," jelasnya.
"Keluarga saya setuju, suami setuju, suami saya juga setuju dan siap pasang badan kalau ada yang mau ginjal dia juga."
"Kalau ada yang mau ginjal saya kan otomatis nunggu saya lahiran ya, kalau lagi hamil belum bisa," pungkasnya.
Tetangga kaget
Yani sang tetangga, membenarkan bahwa kamar kontrakan tersebut ditinggali oleh Monita.
Ia mengatakan bahwa Montia sedang tidak ada di rumah, dan pergi beberapa jam yang lalu.
“Iya itu rumahnya (Monita). Tapi orangnya lagi gak ada, pergi sih tadi beberapa jam yang lalu. Kalau gak salah ke rumah saudaranya,” kata Yani di lokasi pada TribunJakarta, Jumat (21/1/2022).
Yani mengatakan, dirinya juga dan beberapa warga sekitar telah mengetahui kabar bahwa Monita tengah menjual ginjalnya.
“Saya tahu, tapi ya sebatas itu saja,” katanya singkat.
Sementara soal utang piutang, Yani juga tak mengetahui banyak motif permasalahan ekonomi yang menjerat tetangganya ini.
“Gak tahu sih berapanya. Tapi memang katanya dia lagi terlilit utang,” ungkapnya.
Selain Yani, seorang warga lainnya yang enggan disebutkan namanya membeberkan bahwa dirinya baru mengetahui kabar Monita nekat menjual ginjalnya.
“Astagfirullah, baru tahu saya mah. Kok bisa ya nekat begitu,” tuturnya.
Ia mengatakan, Monita merupakan sosok yang kurang bersosialisasi dengan tetangga sekitarnya.
Monita juga baru tinggal di kamar kontrakan tersebut selama kurang lebih dua bulan lamanya.
“Dia (Monita) gak pernah cerita juga sama orang sini kalau lagi ada masalah apa, kurang sosialisasi gitu. Belum lama juga kok tinggalnya, baru dua bulan kurang lebih,” ucapnya.
Terakhir, ia menyebut bahwa Monita tinggal bersama suaminya di kamar kontrakan tersebut.
“Tinggal berdua sama suaminya. Suaminya kerja, kalau dia (Monita) ibu rumah tangga kayaknya sih. Tapi ya jarang ngobrol gitu kurang sosialisasi,” pungkasnya.