Masih ingat dengan kasus pembunuhan Angeline yang menggegerkan publik pada 2015 lalu? ibu angkat Angeline yang tega menghabisi nyawa bocah itu, Begini Kondisinya Sekarang - Beranda Selebritis

Masih ingat dengan kasus pembunuhan Angeline yang menggegerkan publik pada 2015 lalu? ibu angkat Angeline yang tega menghabisi nyawa bocah itu, Begini Kondisinya Sekarang







Tingginya angka kriminalitas di Bali membuat Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Klas IIA Denpasar mengalami over kapasitas.

Berdasarkan data yang dihimpun, penghuni Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar yang dibangun sejak setahun lalu saat ini mencapai 224 orang atau warga binaan. Kapasitas ideal lapas sebenarnya hanya dihuni hanya 120 orang.

Kepala Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Lili menngakui saat ini Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar mengalami over kapasitas.

"Di sini kan kapasitas kita isi 120 orang. Tapi diisi dengan 224 orang. Di manapun di Indonesia, semua lapas pasti sama," kata Lili kepada Tribun Bali saat ditemui di Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Kerobokan, Badung, Kamis (21/2).Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar memiliki 16 blok sel tahanan yang saat ini rata-rata diisi oleh 15 hingga 22 warga binaan yang seharunya diisi dengan 10 warga binaan.

Akibat over kapasitas di Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, pihaknya melakukan pengawasan yang lebih untuk meminimalkan hal yang tidak diiinginkan.

"Kami para petugas menjaga bagaimana agar tidak berantem. Kami berikan pendekatan dan kasih sayang kepada mereka. Jadi itu yang kami khawatirkan kalau berantem, kalau rusuh, kita kan tidak ada kekuatan untuk itu," katanya.

"Bagaimana di dalam kita sibukkan mereka dengan pembinaan kita. Kita beri kegiatan keagamaan. Kita sadarkan kesalahan mereka, tobat mereka. Kita beri kegiatan kemandirian," ujar Lili.

"Jadi setiap pagi saya harus masuk ke kamar-kamar. Saya menyapa mereka menanyakan kabar dan berpesan untuk tidak berantem itu setiap hari saya lakukan," paparnya.Selain itu, akibat over kapasitas tak jarang membuat para warga binaan Lapas terjadi keributan di dalam lapas.

"Pasti ada warga binaan yang bandel. Namanya juga ngurusin orang yang bermasalah ya. Pasti ada pelanggaran. Namanya perempuan. Saat sedang masa sensitif, emosinya lagi tinggi. Tidak bisa kita bendung. Tapi kita bisa mengingatkan," ujar Lili.

"Karena hal-hal kecil bisa saja berantem. Menurut kita hal yang tidak penting, hanya omongan saja, juga bisa berantem. Pada Sabtu (16/2) lalu misalnya. Saat itu saya kan libur, ada yang sempat berantem. Kemudian saya ajak duduk mereka. Ternyata gara-gara omongan, jadi tersinggung," ungkapnya.

Lili menambahkan, keributan yang paling parah yang terjadi di Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar yakni saling jambak antarwarga binaan.

"Kalau yang paling parah itu pernah saling jambak-jambakan. Hampir guling-gulingan. Sebenarnya masalah sepele hal-hal kecil. Ya kondisi kita di sini ya seperti itu lah. Bisa jadi karena over kapasitas juga. Kamarnya penuh, misalnya. Akhirnya, karena barangnya tergeser sedikit saja dia berkelahi," tambahnya.

Sementara, sebanyak 66 sipir dengan rincian 55 sipir wanita menjaga keamanan di dalam lapas dan 11 sipir lelaki bertugas menjaga di pemeriksaan Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar.

Masih ingat dengan kasus pembunuhan Angeline yang menggegerkan publik pada 2015 lalu?

Margriet Christina Megawa, ibu angkat Angeline yang tega menghabisi nyawa bocah itu, masih mendekam di Lapas Perempuan Denpasar Klas IIA Denpasar.

Menurut Lili, Margriet dalam keadaan sehat dan rajin ikut kegiatan kerohanian.

"Dia sehat. Tidak pernah sakit. Margriet rajin dia ikut kegiatan kerohanian. Rajin sekali. Dia nomor satu kalau untuk ikut kebaktian. Urusan gereja itu nomor satu," ucapnya.

Diceritakannya, Margriet adalah seseorang penyayang kucing.

"Kucing-kucing liar itu tiba-tiba masuk tidak tau masuk lewat mana. Kucing kan bau. Tapi Margriet paling senang dengan kucing."

"Lha ini kita pikir, bagaimana caranya agar teman yang 1 kamar dengan dia tidak risih dengan adanya kucing. Mau tidak mau kan demi kenyamanan ya suatu saat saya yang minta kucingnya sama Margriet," kata Lili.

"Karena siapapun tidak bisa mengambil kucing darinya. Saya bilang Margriet saya mau dong kucingnya bagus sekali. Sini saya bawa ya ke rumah saya. Itu saya bilang ke dia. Bagaimanapun caranya nanti gimana lah caranya biar kucingnya bisa saya ambil."

"Terus dikasihlah kucingnya kepada saya. Dia juga berpesan pada saya nanti dikasih makan ya kucingnya, dipelihara dengan baik gitu," katanya. (*) 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel