Cucu (45), warga Bandung Barat tak tidur 7 tahun, ternyata sulit menjalani pemeriksaan rumah sakit. Cucu merupakan warga ampung Warung Jati, RT 02/10, Desa Ciptagumati, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat.
Perempuan itu mengaku tak bisa tidur sejak 2014 lalu. Setelah menjalani pengobatan medis, penyakit gangguan tidur yang dideritanya belum kunjung sembuh.
Pada September 2021, Cucu sempat menjalani CT Scan di RS Santosa untuk melihat apa yang terjadi di bagian kepalanya. Beruntung hasilnya baik.
Cucu kemudian dijadwalkan menjalani CT Scan ulang sepekan kemudian untuk melihat gangguan pada lehernya.
Namun, hampir dua bulan berlalu CT Scan yang dijadwalkan dijalani Cucu urung terlaksana. Rumah sakit dikabarkan angkat tangan lantaran obat bius yang diberikan pada Cucu sebelum CT Scan tak mempan sehingga menyulitkan proses perawatan.
“Sekarang sudah enggak ke rumah sakit karena katanya sudah nyerah. Jadi mau dibius untuk CT Scan enggak mempan. Mau dikasih bius total tapi berisiko, soalnya rumah sakit enggak punya alat untuk menjamin keselamatan ibu,” beber anak bungsu Cucu, Fani Fadilah.
Ia mengungkapkan, kondisi ibunya tak banyak mengalami perubahan. Cucu masih tak bisa tidur normal layaknya orang lain, meskipun gerakan pada tubuhnya akibat syaraf yang terganggu mulai agak berkurang.
Hanya saja kini ibunya bisa bangun dari tempat tidurnya seperti berjalan ke kamar mandi.
“Kalau untuk tidur ya bisa, tapi hanya hitungan menit. Itu juga katanya kalau mau tidur saraf di badannya seperti ada yang ketarik. Tapi untuk gerak-gerak di badannya mulai berkurang, enggak separah dulu,” kata Fani.
Fani dan keluarganya tak menyerah untuk membuat sangat ibunda tercintah sembuh.
Kini Cucu dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Namun keluarga perlu menunggu lama sebelum akhirnya bisa mendapatkan penanganan.
“Tapi kan di RSHS itu lama untuk penanganannya, jadi sampai sekarang belum ada penanganan medis lagi. Rencananya Senin besok baru mau daftar ke RSHS,” jelas Fani.
Selain itu, sembari menunggu jadwal penanganan di RSHS, ia dan keluarganya yang lain terus berikhtiar demi kesembuhan sang ibu. Saat ini mereka mencoba pengobatan spiritual ke tokoh agama.
“Jadi pengobatan tradisional saja, coba ke ustaz juga. Kemarin kakak ke Garut minta air dari ustaz. Mudah-mudahan ada perubahan semakin baik lagi,” ungkap Fani. (SC)