Janji yang Membekas! Janji Ya mas, Tanggal 1 Mei Ini Kamu Harus Ballik! - Beranda Selebritis

Janji yang Membekas! Janji Ya mas, Tanggal 1 Mei Ini Kamu Harus Ballik!

 


Bukan cuma keluarga TNI AL saja yang merasakan kesedihan mendalam atas musibah KRI Nanggala 402. Salah satu yang bersedih adalah keluarga Suheri, PNS yang ikut menjadi awak kapal selam TNI AL tersebut. Suheri berada di KRI Nanggala karena tugasnya sebagai ahli senjata torpedo Nanggala.

Suheri dinyatakan gugur bersama 52 awak KRI Nanggala lainnya setelah 4 hari kapal selam tersebut hilang kontak. Suheri meninggalnya istri dan 3 anaknya.

Suheri, keturunan ahli senjata torpedo

Nanggala
KRI Nanggala 402 bersama KRI Sutedi Senoputera 878

Ayah Suheri, Untung mengungkapkan anaknya merupakan PNS yang sehariannya bertugas Asembling-Diasembling/Subbag Senjata Khusus Torpedo/Bagian Uji Coba di Arsenal Dissenlekal Mabesal.

Dari jabatannya itu, Suheri merupakan PNS dengan keahlian khusus bidang senjata torpedo, sebuah bidang senjata yang risiko tinggi dan khusus.

Untung mengatakan Suheri si ahli senjata torpedo Nanggala ini terbilang meneruskan ‘warisan’ keluarga besarnya yang merupakan keluarga ahli senjata. Kakek buyut Suheri juga punya jabatan dalam bidang senjata.

Sedangkan Untung, sama-sama PNS seperti anaknya, namun bukan dalam kapal selam.

“Saya dulu kerjanya sama dengan Heri ini (panggilan Suheri), juga sebagai ASN, tapi saya bukan di kapal selam. Saya juga sering berpesan kepada dia tentang pekerjaannya. Heri ini generasi keempat. Dulu, kakek saya atau kakek buyutnya Heri, juga kerja di bidang Arsenal,” ujar Untung kepada Suara.com dikutip Senin 26 April 2021.

Sang ayah mengingat momen terakhir kali berjumpa dengan Suheri, yakni pada Senin 19 April 2021.

Kala itu, si ahli senjata torpedo ini pamitan akan berlayar kapal selam. Untung mengatakan saat pamitan terlihat normal saja.

“Jadi saat berangkat, dia mampir dan pamitan. Termasuk Senin pagi itu, dia pamit mau berlayar. Seperti biasa, dia bilang mau berlayar dan minta didoakan berhasil,” ujar sang ayah.

Nah saat mendengar ada kapal selam hilang kontak, Untung tahu tapi nggak sadar anaknya berada di dalam kapal selam nahas tersebut. Untung awalnya nggak sadar, sebab mengira Suheri berlayar dengan kapal selam lain, kan selain KRI Nanggala 402 ada KRI Cakra 401.

Sahur terakhir si ahli senjata

Ilustrasi Kapal Selam menembakan torpedo. Foto: GlobalTimes
Ilustrasi Kapal Selam menembakan torpedo. Foto: GlobalTimes

Kesedihan jelas dirasakan keluarga inti Suheri. Ketiga anak Suheri yaitu perempuan yang sedang menempuh studi S-3 di Thailand, anak keduanya laki-laki bekerja dan berkuliah S-2 di Universitas Widya Mandala dan anak bungsunya juga laki-laki bersekolah di SMP Muhammadiyah 5 Surabaya.

Anak kedua Suheri, Fahmi Abzul Aziz mengatakan kebersamaannya terakhir dengan ayahnya yakni pada Senin dini hari saat santap sahur bareng keluarga.

“Saat itu, ayah, ibu, saya dan adik sahur bareng. Ayah sempat minta nasi pecel dan waktu itu memang sahurnya pecel,” kata Fahmi.

Dari pertemuan terakhirnya itu, Fahmi teringat pesan ayahnya yang izin akan berlayar bersama kapal selam KRI Nanggala 402 dan berjanji akan kembali ke rumah pada Sabtu, 1 Mei 2021.

Fahmi mengatakan Suheri merupaka ayah yang humoris atau sering bercanda, selama beberapa hari terakhir menjadi lebih diam. Namun ia menganggap sang ayah hanya kecapekan, ditambah sedang berpuasa.

Sama seperti harapan sang kakek, ia berharap evakuasi jalan terus dan ayahnya ditemukan dalam kondisi apapun.

“Semoga ayah ditemukan. Meski sudah dalam bentuk jasad, kami siap. Bagian tubuh ayah adalah bagian tubuh kami, keluarganya,” ujar Fahmi.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel